Harijah Damis

  Aku Tak pernah Lelah Menantimu Senja yang indah Di ujung senja aku duduk seorang diri Menatap jauh kecakrawala Di senja itu, sang matahari memancarkan sinar keemasannya Disenja itu sinar keemasan matahari bagaikan daun   emas yang berkilau Aku tak lelah memandang Seperti aku tidak pernah lelah menantimu Aku tidak pernah bosan menimati keindahanmu Seperti aku tak pernah bosan mengenangmu Aku tak perrnah lelah menantimu Aku tak pernah bosan mengenangmu Walau dunia kita telah berbeda Aku tetap menantimu walau hanya datang dalam mimpi-mimpi indahku Aku selalu mengenangmu seperti keindahan sinar sang surya disenja ini Sangat indah untuk selalu dikenang Sangat indah untuk selalu dinanti                       31 Mei 2013

SEBUAH PERJALANAN   MELELAHKAN...  MENAKJUBKAN             Ketika matahari menampakkan kegenitannya disela-sela awan yang siap menutupinya, matahari pagi memperlihatkan sinar kelembutannya, matahari pagi yang lembut, sejuk dan menerangi manusia di dunia ini.   Sinar kelembutannya itu mengantarku melangkah kaki menuju suatu tempat. Suatu tempat dimana aku menaruh harapan. Suatu tempat dimana aku manaruh asa. Suatu tempat dimana aku……            Aku menempuh perjalanan yang sangat asing bagiku. Perjalanan itu sangat panjang dan melelahkan.   Kelelahan itu terlupakan setelah melalui perjalanan dengan pemandangan yang sangat indah, ada lembah, ada ngarai, ada gunung ada air terjun. Pemandangan itu silih berganti.   Maha besar engkau yaa Allah.   Ciptaanmu begitu sempurna dipandang mata, hanya manusia yang serakahlah merusak keindahan dan keasrian alam ini.  

                             Aku selalu mengenangmu  Aku mengenangmu seperti hujan rintik-rintik pagi ini…  dingin menyejukkan  Aku mengangmu seperti sang mentari pagi...  Hangat, lembut menentramkan  Aku mengenangmu seperti senja merona di ujung hari...  indah mempesona Aku mengenangmu seperti malam hari. Hening....  menenangkan hati… Aku selalu mengenangmu... karena pantas untukselalu dikenang direlung hati  Aku selalu mengenangmu.  Kamis 31 Mei 2012

APAKAH ENGKAU BENAR TELAH   TIADA. Senja itu, wajahmu terlihat   lelah terlelap dalam diam Apa itu menandakan engkau telah pergi selamanya? Saat senyum yang lelah mulai berhenti merekah Apa itu menandakan kesedihan? Dan saat aku tidak mampu lagi memelukmu… Apa itu menandakan perpisah Engkau   datang dalam bayangan sang rembulan. Aku ingin memberimu senyuman. Aku ingin memberimu jalan. Meski saat ini engkau tidak terlihat di alam nyata .

RENUNGAN AKHIR TAHUN Oleh: Hj. Harijah Damis Diakhir Bulan Desember, di penghujung tahun dan menyambut tahun baru, ada rutinitas yang sudah empat tahun saya lakukan, yaitu menutup beberapa buku catatan dan mempersiapkan buku catatan baru, salah satunya   buku   adalah buku catatan penerimaan perkara dan pembagian perkara kepada majelis hakim.   Selama 5   kali menutup buku catatan, ada hal yang sama, menarik perhatian sekaligus membuat hati saya galau dan selalu merenung.   Hal yang sama adalah perceraian semakin meningkat, Perempuan lebih banyak mengajukan gugatan cerai yang menghampiri 4 : 1,   anak-anak korban perceraian makin bertambah   dan perempuan sebagai kepala rumah tangga semakin meningkat.  

RENUNGAN AKHIR TAHUN Oleh: Hj. Harijah Damis Diakhir Bulan Desember, di penghujung tahun dan menyambut tahun baru, ada rutinitas yang sudah empat tahun saya lakukan, yaitu menutup beberapa buku catatan dan mempersiapkan buku catatan baru, salah satunya   buku   adalah buku catatan penerimaan perkara dan pembagian perkara kepada majelis hakim.   Selama 5   kali menutup buku catatan, ada hal yang sama, menarik perhatian sekaligus membuat hati saya galau dan selalu merenung.   Hal yang sama adalah perceraian semakin meningkat, Perempuan lebih banyak mengajukan gugatan cerai yang menghampiri 4 : 1,   anak-anak korban perceraian makin bertambah   dan perempuan sebagai kepala rumah tangga semakin meningkat.